Sungguh miris, apabila kita memiliki sosok pemimpin-pemimpin yang seperti itu. Mau dibawa kemana kehidupan kita untuk kedepannya apabila memiliki sosok pemimpin yang seperti itu?
Pemimpin yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakatnya, menjadi orang yang dapat melindungi rakyat-rakyatnya, bisa mengayomi rakyat-rakyatnya.
Tapi lihatlah sekarang ini, begitu banyak sosok pemimpin-pemimpin yang seakan tak menghiraukan lagi amanah, serta janji yang pernah dia ucap ketika masih belum menjadi pemimpin.
Seharusnya para pemimpin- pemimpin sekarang ini banyak mencontoh para pemimpin yang hidup pada masa Rasulullah SAW dahulu. Banyak pemimpin-pemimpin yang benar-benar amanah dalam mengemban tugasnya. Yang patut kita ambil contoh, misalnya saja Rasulullah SAW. Beliau merupakan sosok pemimpin yanmg benar-benar nyaris kita katakan sempurna. Sosok pemimpin yang benar-benar amanah, sosok pemimpin yang rela bertaruh nyawa demi umat-umatnya, Masya Allah...
Dan bahkan ketika Rasulullah mendekati ajalnya saja, taukah kamu apa yang ditakutkan Rasulullah SAW?? Ya... Saat ajalnya mendekatpun Rasulullah masih memikirkan bagaimana nasib umat-umatnya setelah Rasulullah wafat nanti.
Andaikan saja para pemimpin-pemimpin sekarang ini dapat mencontoh para pemimpin masa lalu, mungkin saja negara yang dipimpinnya akan menjadi negara yang aman, barokah, bahkan makmur rakyat-rakyatnya. Bukankah kita membutuhkan sosok pemimpin-pemimpin yang amanah? Lihatlah sejenak pada masa lalu. Pada masa Rasulullah SAW sudah wafat, banyak terlahir pemimpin-pemimpin yang benar-benar layak disebut pemimpin, dan bahkan bukan hanya sekedar pemimpin. Sosok-sosok tersebut seperti para khulafaur Rasyidin, para sahabat-sahabat Rasulullah seperti Said bin Amir al-Jumahi, Sultan Muhammad Al-Fatih yang dapat menaklukan konstantinopel pada usia yang masih sangat muda, Umar bin Abdul Aziz, dan lain sebagainya. Masih banyak contoh-contoh para pemimpin terdahulu yang dapat dijadikan contoh.
Kita ambil contoh pada masa kekhalifahan Umar Bin khatab. Khalifah yang pertama kali diberi gelar ‘Amirul Mukminin ini, amanah umat yang dibebankan diatas pundaknya justru membuat kedua matanya enggan terpejam dimalam hari. Bayangkan saja Amirul mukminin ini selalu keluar pada malam hari dan menyusuri setiap lorong-lorong Madinah untuk melihat kondisi rakyatnya, terus beliau lakukan sepanjang malam untuk menghabiskan sebagian waktu malamnya.
Coba kita lihat sosok pemimpin-pemimpin kita pada saat ini, apakah masih ada seorang pemimpin yang rela bangun saat yang lain tertidur pulas, menangis hanya untuk mendoakan rakyatnya?
Kita ambil contoh lagi seorang pemimpin, masih pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab, dia diangkat menjadi gubernur Himsh pada masa itu, dia adalah Said Bin Amir al-Jumahi. Sosok pemimpin yang bisa dikatakan pemimpin yang paling miskin pada masa itu. Sedikit cerita mengenai masa kekhalifahan Umar bin Khatab pada saat mengangkat Said bin Amir al-Jumahi.
Umar mengangkat Said sebagai Gubernur Himsh, Umar bertanya kepadanya, “Aku akan menetapkan gaji untukmu.” Said menjawab “Apa yang aku lakukan dengan gaji itu wahai Amirul mukminin? Pemberian dari Baitul Maal kepadaku melebihi kebutuhanku.” Said pun berangkat ke Himsh untuk menunaikan tugasnya.
Tidak lama berselang, Amirul Mukminin Umar bin Khathab didatangi orang-orang yang bisa dipercaya dari penduduk Himsh, Umar berkata kepada mereka “Tulislah para penduduk miskin dari Himsh, agar aku bisa membantu mereka.’’
Mereka menulis dalam sebuah lembaran, yang didalamnya tercantum nama penduduk yang tergolong miskin di Himsh kala itu, serta tercatat pula nama Said bin Amir. Umar bertanya, “Siapa Said bin Amir?”. Mereka menjawab, “Gubernur kami.”
Umar menegaskan, “Gubernur kalian miskin?”. Mereka menjawab, “Benar, dirumahnya tidak pernah dinyalakan api dalam waktu yang cukup lama.”
Maka seketika Umarpun menangis hingga air matanya membasahi janggutnya, kemudian dia mengambil seribu dinar dan memasukkannya kedalam sebuah kantong, yang kemudian diberikannya kepada Said bin Amir. Dan taukah kamu apa yang terjadi ketika orang-orang yang membawa titipan Umar untuk kemudian diserahkan kepada Said bin Amir? Ketika Said sudah menerima dan melihatnya dan ternyata isinya adalah dinar, maka dia menyingkirkannya seraya berkata, “Inna Lillahi Wa inna Ilaihi Raji’un.”
Seolah-olah Said sedang ditimpa musibah besar atau perkara berat. Dan kemudian Said membagikannya kepada kaum muslimIn yang miskin. Masya Allah, seorang laki-laki yang membeli akhirat dengan dunia dan mementingkan Allah dan RasulNya diatas selain keduanya padahal dia sendiri adalah orang yang sangat mebutuhkan.
Kita lihat lagi pada sosok pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz.seandainya para pejabat Indonesia tau siapa Umar bin Abdul Aziz, bagaimana cara hidup dan kepeminpinan beliau. mungkin mereka akan merasa malu !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar